Home » Sejarah Pasar Baru, Pusat Perbelanjaan Tertua di Jakarta

Sejarah Pasar Baru, Pusat Perbelanjaan Tertua di Jakarta

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Siapa yang tidak kenal Pasar Baru atau dalam Bahasa Belanda disebut Passer Baroe? Ini adalah kawasan perdagangan yang berpusat di Jalan Pasar Baru, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Pusat perbelanjaan ini didirikan pada 1820 dan merupakan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta.

Di ujung selatan Jalan Pasar Baru berbatasan dengan Jalan Antara dan Jalan Pasar Baru Selatan, serta Jalan Pos yang berdekatan dengan Gedung Kesenian Jakarta. Adapun di ujung utara Jalan Pasar Baru berbatasan dengan Jalan Kyai Haji Samanhudi, dekat Metro Pasar Baru dan Jalan Gereja Ayam. Di sisi kiri dan kanan Jalan Pasar Baru terdapat toko pakaian, toko tekstil dan tailor, toko alat olahraga dan sepatu, toko kacamata, dan toko perhiasan emas.

Pasar Baru Banyak Bermukim Orang India-Indonesia

Di Pasar Baru banyak bermukim orang India-Indonesia. Mereka kerap  berdagang menjual kain, alat olahraga, dan sepatu.  Pada 2002 ada sekitar 2.000 keluarga India yang terdaftar sebagai penduduk Jakarta, dan sebagian besar di antara mereka tinggal di pusat kota, khususnya di kawasan Pasar Baru dan Pintu Air. Karena itu, tak heran jika di kawasan Pasar Baru juga terdapat tempat ibadah masyarakat India-Indonesia.

Menurut beberapa sumber, pusat perbelanjaan ini dibangun pada 1820 sebagai Passer Baroe sewaktu Jakarta masih bernama Batavia. Orang yang berbelanja di Passer Baroe adalah orang Belanda yang tinggal di Rijswijk (sekarang Jalan Veteran). Toko-toko di Passer Baroe dibangun dengan gaya arsitektur Tiongkok dan Eropa.

Toko-Toko Lama Masih Berdiri Kokoh

Di antara toko-toko lama yang masih ada hingga kini adalah Apotek Kimia Farma, toko Lee Ie Seng, toko perabot rumah tangga Melati, toko jam Tjung-Tjung, dan toko kacamata Seis (Tjun Lie).

Baca Juga  Proklamasi Indonesia dan Orang yang Terlibat Dibaliknya

Di ujung utara Jalan Pasar Baru dulunya merupakan pusat pedagang komik. Bioskop yang pernah ada di kawasan Pasar Baru adalah Bioskop Globe, Bioskop Capitol, dan Bioskop Astoria (Bioskop Satria) di Pintu Air. Pasar Baru merupakan tempat kelahiran rumah makan Bakmi Gang Kelinci. Usaha rumah makan ini dimulai pada  1957 sebagai pedagang mi gerobak di Jalan Pintu Besi, depan Bioskop Globe.

Nama Pasar Baru ini juga diambil dari nama pasar terbaru usai lingkungan sektor lapangan Gambir dibuka oleh Gubernur Jenderal Daendels. Daerah yang dibangun oleh Daendels ini disebut juga Weltevreden atau tempat yang menyenangkan.

Di sekitar Weltevreden ini sudah ada pasar sebelum Pasar Baru yakni Pasar Tanah Abang dan Senen. Untuk membedakannya, Daendels menyebut pasar itu sebagai Pasar Baru atau pasar yang baru dibangun.

Kemudian, lahan Pasar Baru ini pun dibeli oleh sang gubernur dan telah direncanakan untuk pembangunan pasar sejak 1821. Pasar ini bertujuan untuk menjual kebutuhan masyarakat Eropa yang bermukim di Weltevreden.

Sejak 1 Januari 1825, pasar ini mulai menyewakan kiosnya kepada pedagang yang umumnya dari kelompok China, India, dan Arab. Pasar sempat dibuka hanya Senin dan Jumat. Namun seiring perkembangan waktu pasar ini dibuka setiap hari.

Dapat dikatakan Sabtu dan Minggu adalah hari yang paling ramai karena disesuaikan dengan kebiasaan orang Eropa yang keluar rumah pada hari tersebut.

Kebiasaan ini pun berlanjut hingga saat ini. Setiap Hari Sabtu dan Minggu, Pasar Baru selalu penuh dan ramai.

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life