Home » Sri Mulyani: Laporan Realisasi Palaksanaan APBN Semester I 2023 Tercatat Cukup Baik

Sri Mulyani: Laporan Realisasi Palaksanaan APBN Semester I 2023 Tercatat Cukup Baik

by Junita Ariani
2 minutes read
realisasi pendapatan negara pada semester I 2023 mencapai Rp 1.407,9 triliun.

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi pendapatan negara pada semester I 2023 mencapai Rp 1.407,9 triliun. Angka tersebut tumbuh positif 5,4 persen.

Menkeu menyampaikan itu dalam Rapat Kerja bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Banggar DPR RI. Dalam  Pelaporan Realisasi Semester I APBN TA 2023, di DPR, Senin (10/7/2023).

“Selama satu semester ini, indikator ekonomi makro Indonesia serta realisasi APBN 2023 tercatat cukup baik,” ungkap Menkeu.

Angka tersebut menurut Menkeu, diperoleh dari penerimaan perpajakan yang tumbuh moderat sebesar Rp1.105,6 triliun atau tercapai 54,7 persen dari target APBN.

Pertumbuhan itu disinyalir dipengaruhi oleh peningkatan kinerja keuangan badan usaha, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga. Selain itu juga harga komoditas yang termoderasi.

Sementara, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) semester I 2023, lanjut Sri Mulyani, mencapai Rp302,1 triliun. Di mana kinerja utamanya didorong oleh penerimaan sumber daya alam non migas dan kekayaan negara yang dipisahkan.

“Berdasarkan penerimaan per jenis pajak, mayoritas pajak semester I 2023 dilaporkan tumbuh positif namun mengalami moderasi,” jelasnya.

Berdasarkan kontribusinya, badan usaha dan tenaga kerja berkontribusi dalam kenaikan PPh non migas. PPN dipengaruhi oleh transaksi domestik yang stabil dan keberlanjutan. Serta implementasi UU HPP (tarif baru PPN mulai 1 April 2022).

Dari sisi sektoral, lanjut Menkeu, penerimaan sektor utama secara kumulatif tumbuh positif. Di mana sektor pertambangan tumbuh paling tinggi ditopang oleh peningkatan profitabilitas.

Kemudian diikuti dengan industri pengolahan, perdagangan, jasa keuangan dan asuransi, transportasi dan pergudangan. Real setate, informasi komunikasi dan sektor jasa perusahaan yang juga mengalami pertumbuhan yang optimis.

Namun di sisi lain, penerimaan Kepabeanan dan Cukai mengalami kontraksi. Karena dipengaruhi oleh penurunan produksi hasil tembakau dan harga CPO yang lebih rendah.

Realisasi Belanja Negara

Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani juga mengatakan, hingga semester I 2023, penerimaan cukai terpantau sebesar Rp105,9 triliun. Angka itu terkontraksi sebesar 12,2 persen, bea masuk sebesar Rp24,2 triliun atau tumbuh 4,6 persen.

Baca Juga  Rifan Financindo Berjangka Raih Peringkat Pertama Pialang Teraktif Tahun 2022

Sementara bea keluar sebesar Rp5,3 triliun atau terkontraksi 77 persen yang juga dipengaruhi oleh turunnya volume ekspor tembaga dan bauksit.

Juga dipengaruhi menurunnya tarif bea keluar produk mineral dampak hilirisasi sumber daya alam.

Selajutnya, Menkeu juga menyampaikan realisasi belanja negara sepanjang semester I 2023 yang mencapai Rp1.255,7 triliun atau tumbuh 0,9 persen.

Angka itu terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp891,6 triliun, telah tercapai 39,7 persen target APBN. Atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,6 persen dari tahun sebelumnya.

Adapun belanja tersebut terdiri dari Balanja K/L sebesar Rp417,2 triliun diperuntukan bagi belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.

Selain itu, juga terdapat belanja Non K/L sebesar 474,4 triliun yang tersdiri dari anggaran pensiun, subsidi, dan kompensasi. Kemudian, anggaran transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp364,1 triliun, atau mencapai 44,7% dari target APBN.

Di samping itu, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang sampai dengan semester I 2023 turun 15,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.

Sedangkan defisit dan keseimbangan primer semester I 2023 menurut Menkeu, menunjukkan kondisi terbaik dalam 4 tahun terakhir.

Hal itu dikarenakan realisasi pembiayaan utang semester 1 yang menurun atau selaras dengan strategi backloading. Untuk menjaga efisiensi biaya utang, serta upaya pemerintah dalam mengkombinasi sumber pembiayaan.

Sementara, untuk realisasi pembiayaan investasi semester I mencapai Rp33,4 triliun atau 19,0 persen. Hal ini dimanfaatkan untuk mendukung beragam proyek strategis. Kemudian, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta penyehatan BUMN.

“Seluruh catatan baik ini merupakan buah kerja sama yang baik dari seluruh pihak. Saya ucapkan terima kasih kepada DPR RI yang menjadi mitra pemerintah yang begitu baik dalam menjaga APBN,” pungkasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life