Home » 5 Provinsi Dengan Sungai Paling Terkontaminasi Sampah Mikroplastik

5 Provinsi Dengan Sungai Paling Terkontaminasi Sampah Mikroplastik

by Raja H. Napitupulu
3 minutes read

ESENSI.TV -

Data Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional, menunjukkan 5 Provinsi di Indonesia yang sungainya paling terkontaminasi partikel mikroplastik.

“Kelima Provinsi itu adalah Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Sulawesi Tengah,” ujar Peneliti ECOTON (Ecological Observation and Wetland Conservation), Prigi Arisandi dan Amirudin Muttaqin, seperti dikutip dari laman ECOTON, Kamis (29/12).

Sungai strategis pada masing-masing Provinsi itu ditemukan 636 partikel/100 liter (Jawa Timur), 520 partikel/100 liter (Sumatera Utara), 508 partikel/100 liter (Sumatera Barat), 497 partikel/100 liter (Bangka Belitung), dan 417 partikel/100 liter (Sulawesi Tengah).

Berikut akumulasi data uji mikroplastik di sungai-sungai yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia (Lihat Grafik.1).

Grafik 1. Identifikasi Mikroplastik pada Sungai di Indonesia Tahun 2022

ECOTON mengungkapkan, bahwa menuju akhir tahun 2022 permasalahan lingkungan di Indonesia, salah satu yang sering menjadi perhatian khalayak adalah sampah plastik di Indonesia. Terbukti dari ditemukannya partikel mikroplastik dari beberapa komponen kehidupan mulai dari air, udara, ikan bahkan mikroplastik telah teridentifikasi dalam darah, asi dan paru-paru manusia. Namun permasalahan tersebut belum menghentikan kegiatan produksi plastik yang sampai saat ini masih tetap berjalan bahkan muncul masalah lain WTE (Waste to Energy) yaitu mengubah sampah plastik jadi energi tetapi hal tersebut dapat melepaskan mikroplastik beserta bahan racun plastik ke lingkungan.

Dampak Sampah Mikroplastik

Masalah yang disebabkan oleh mikroplastik lebih besar dari yang biasanya diperkirakan sehingga dinilai berbahaya dan mengancam keberlangsungan makhluk hidup. Berdasarkan komponennya plastik tersusun oleh senyawa utama meliputi styrene, vinil klorida dan bisphenol A.

 

Ujicoba kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasionaApabila tubuh terpapar oleh senyawa tersebut maka akan menyebabkan iritasi atau gangguan pernafasan, mengganggu hormon endokrin sampai berpotensi menyebabkan kanker. Senyawa tambahan yang dicampurkan ke dalam plastik meliputi phthalate, penghalang api, dan alkalyphenol juga dapat menyebabkan gangguan aktivitas endokrin hingga berdampak pada kesuburan.

Senyawa dari plastik memiliki aktivitas mengganggu hormon estrogen sehingga jika masuk ke dalam tubuh dapat meniru hormon estrogen. Senyawa tersebut dapat menurunkan kadar hormon testosteron plasma dan testis, LH plasma, dan juga menyebabkan morfologi abnomal seperti penurunan jumlah sel Leydig pada biota jantan.

Grafik 2. Presentase Jenis Mikroplastik pada Sungai Indonesia Tahun 2022

Air sungai memiliki peranan vital dalam kehidupan makhluk hidup sehari-hari sebagai habitat berbagai macam organisme. Keadaan sungai di Indonesia sampai saat ini dinilai masih buruk karena banyak ditemukan sampah plastik di bantaran dan badan air. Hal ini yang menjadi sumber dari adanya kontaminasi mikroplastik, yaitu partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm.

Baca Juga  Wapres Akui Masih Terjadi Sengketa Antara Masyarakat dan Pemerintah Soal Keterbukaan Informasi

 

Grafik 2 menjelaskan bahwa kontaminasi mikroplastik di sungai Indonesia tahun 2022 didominasi oleh:

  1. Fibre (Serat) 20%, sumbernya dari degradasi kain sintetik akibat kegiatan rumah tangga pencucian kain, laundry dan juga limbah industri tekstil. Fibre juga disebabkan oleh sampah kain yang tercecer di lingkungan yang terdegradasi karena faktor alam (suhu, arus air dll).
  2. Film (Filamen) 60%, berasal dari degradasi sampah plastik tipis dan lentur (kresek dan kemasan plastik Single layer SL).
  3. Fragment 60%, berasal dari degradasi sampah plastik kaku dan tebal (kemasan sachet multilayer ML, tutup botol, botol shampo dan sabun).
  4. Pellet 4%, merupakan mikroplastik primer yang langsung diproduksi oleh pabrik sebagai bahan baku pembuatan produk plastik.
  5. Foam 0,4%, berasal dari degradasi setiap jenis plastik dengan struktur foam (berbusa), misalnya dari Styrofoam atau plastik lainya meliputi poliestirena (PS), polietilena (PS) atau polivinil klorida (PVC).

Berdasarkan data Kementerian PUPR 2020 yang dikelola oleh FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran), menyebutkan bahwa tata kelola sampah di Indonesia belum merata, regulasi terkait tata kelola sampah di level daerah masih minim. Dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia, hanya 45% yang sudah memiliki Perda Persampahan dan Perda Retribusi Persampahan. Sementara itu, Presiden Jokowi meminta pengelolaan sampah harus menjadi program penting yang dibuat terpadu dan sistemik. Harus ada keterlibatan masyarakat dan swasta serta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pengelolaan sampah masih dilakukan dengan cara tradisional memakai pola land field. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pola ini sangat berbahaya karena hanya buang, angkut dan timbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, pemanfaatan sampah saat ini masih sangat kecil, hanya sekitar 7,5% dari total sampah yang menumpuk setiap hari.

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life