Home » Ada Kasus Flu Burung, Jepang akan Musnahkan 10 Juta Ekor Ayam

Ada Kasus Flu Burung, Jepang akan Musnahkan 10 Juta Ekor Ayam

by Arti Sukma Lengkawati
1 minutes read
Peternak Diimbau Lapor Jika Ada Unggas Mati Mendadak (ilustrasi)/Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Jepang akan memusnahkan lebih dari 10 juta ayam akibat penyebaran flu burung.

Ini merupakan sebuah rekor puncak musim infeksi sejak Oktober hingga Mei,

Pemusnahan direncanakan karena  kasus flu burung terbaru yang terdeteksi di sebuah peternakan ayam di Miyazaki, Jepang barat daya, dimana jumlah ayam yang dimusnakan mencapai 10,08 juta ekor.

Angka ini melebihi 9,87 juta pada musim November 2020 hingga Maret 2021.

Menteri Pertanian Tetsuro Nomura mengeluarkan pernyataan mengenai jumlah burung yang dimusnahkan, serta mengimbau mengimbau peternak untuk sangat berhati-hati.

Pernyataan tersebut juga menyerukan tindakan epidemik untuk mencegah wabah dan penyebaran penyakit.

“Wabah pada burung liar telah dipastikan terjadi lebih sering dari biasanya, dan para ahli telah memperingatkan bahwa konsentrasi virus di lingkungan sangat tinggi secara nasional,” katanya.

Jumlah wabah telah mencapai 57, melebihi rekor musim 2020 dengan 52 dan jumlah prefektur yang terdampak naik hingga 23 dari 18 pada 2020, yang merupakan angka tertinggi, kata pejabat kementerian tersebut.

Baca Juga  Perusahaan Kereta Api India Mulai Salurkan Bantuan Kepada Korban Kecelakaan

Flu burung menyebar di seluruh dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat, dan jumlah virus yang datang ke Jepang bersamaan dengan burung migran cukup banyak musim ini.

Pada Desember tahun lalu, pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan dan menginstruksikan peternak ayam di daerah terdampak untuk melaksanakan disinfeksi dengan kapur mati yang diberikan oleh pemerintah.

Banyak ayam, kalkun, dan burung lain mati dalam jumlah tertinggi akibat wabah di Amerika Serikat dan Eropa, dan virus tersebut menyebar di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.

Virus tersebut dapat menular ke manusia lewat kontak dengan unggas, tetapi para ahli berkata bahwa risiko kesehatan terhadap manusia rendah.

Wabah pertama yang dialami Jepang untuk musim ini terdeteksi pada akhir Oktober tahun lalu dan musim ini diperkirakan akan berlanjut hingga sekitar Mei, pejabat kementerian itu melaporkan.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life