Home » Anies Baswedan Paparkan Lima Gagasan di Mata Najwa, Ini Detailnya

Anies Baswedan Paparkan Lima Gagasan di Mata Najwa, Ini Detailnya

by Junita Ariani
3 minutes read
Bacapres Anies Baswedan

ESENSI.TV - YOGYAKARTA

Mata Najwa menghadirkan tiga bakal calon presiden atau bacapres yang digelar di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY, Selasa (19/9/2023).

Sesuai agenda yang dikutip dari Narasi TV, acara bertajuk Mata Najwa on Stage: Bacapres Bicara Gagasan’ tersebut menghadirkan tiga bacapres. Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan dan dimulai pukul 15.00 WIB hingga 22.00 WIB.

UGM selaku tuan rumah pun telah mengeluarkan jadwal agenda yang melibatkan tiga orang yang paling sering dibicarakan di Indonesia saat ini.

Bacapres Anies Baswedan akan menjadi yang pertama mengisi acara diskusi dengan start dialog dijadwalkan pukul 16.00 WIB.

Anies akan disusul rivalnya yang sesama almamater UGM, yakni Ganjar Pranowo. Acara kemudian diakhiri dengan dialog dengan bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto pada pukul 20.30 WIB.

Dalam acara yang dipandu host Najwa Shihab tersebut para bacapres diharapkan menyampaikan ide mereka. Atas sejumlah isu serta berdialog dengan para civitas academica UGM.

Lima Gagasan Anies Baswedan

Dalam kesempatan pertama, bacapres Anies Baswedan menyampaikan lima gagasan yang akan diusungnya pada Pilpres 2024 mendatang.

Pertama, kesehatan.  Ia menginginkan agar akses pada kesehatan dari mulai ibu mengandung, bayi dalam kandungan, sampai dengan ketika mereka aktif termasuk perlindungan.

Kedua, pendidikan. Pendidikan adalah bekal utama untuk mengembangkan potensi setiap manusia Indonesia.

“Dan, kami tidak ingin menyebut dengan istilah sumber daya manusia (SDM). Kami ingin mengembangkan kualitas manusia Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, manusia tidak perlu dipandang sebagai sumber daya untuk kegiatan perekonomian. Wujudnya apa?

“Kesetaraan, kesempatan. Jumlah bangku SD, SMP, SMA yang sekarang bentuknya seperti piramida. Makin tinggi jenjang pendidikannya makin sedikit jumlah bangkunya. Itu artinya banyak anak-anak tersingkir, tidak mendapatkan pendidikan minimal hingga pendidikan menengah,” sebut Anies.

Pendidikan tinggi, kata dia, harus menjadi institusi yang bisa diakses oleh anak siapa saja, bukan saja anak kelas menengah Indonesia.

Pendidikan yang harganya terjangkau, biaya terjangkau dan pemerintah memiliki tanggungjawab mengurangi beban pengelola kampus.

Ia mengatakan, pengelola kampus tidak dibebani dengan tanggungjawab begitu besar terkait mencari pembiayaan untuk kegiatan kampus.

Tapi biar pengelola kampus fokus sebagai penelitian pada pengembangan, pembelajaran, pendidikan. Supaya kampus betul-betul menjadi institusi yang memungkinkan siapa saja berpartisipasi.

“Sudah cukup biaya pendidikan terlalu tinggi di kampus-kampus kita,” jelas Anies.

Lapangan Pekerjaan

Ketiga, lanjut Anies, lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang setara bagi semuanya. Karena, banyak anak-anak yang dikirim ke kota ini untuk mendapatkan pendidikan yang baik.

Baca Juga  Pilkada 2024, November atau September? Junimart Girsang Minta Kepastian KPU

Supaya nanti mendapatkan pekerjaan yang baik. Akhirnya, ketika mereka dikirim ke kota-kota utama di Indonesia, mereka tidak kembali lagi ke kampung halamannya.

Hijrah ke Yogyakarta, ke Bandung, ke Malang, Surabaya. Tidak kembali.

“Kita menginginkan agar kesempatan pendidikan ada di mana saja lalu kesempatan kerja setara. Dan, itu artinya, menambah kota-kota di seluruh Indonesia sebagai pusat pengembangan perekonomian,” ucap Anies.

Perekonomian Indonesia, sambung Anies, masih disentralkan di kawasan Jawa bagian barat, khususnya Jakarta dan kawasan Jawa.

“Kita menginginkan dan merencanakan kota-kota di seluruh Indonesia. Minimal 14 kota menjadi mesin penggerak perekonomian yang memungkinkan bagi semua untuk bisa mendapatkan pekerjaan setara,” jelasnya.

Kebutuhan Pokok

Namun, yang tidak kalah penting menurut alumni UGM ini, atau yang keempat adalah terkait kebutuhan pokok dasar.

“Bahwa kita membutuhkan tata kelola kebutuhan dasar yang lebih baik. Contohnya beras. Biaya hidup yang tinggi apalagi bagi mereka yang statusnya pra sejahtera menjadi makin berat apabila kebutuhan pokok itu mahal,” terangnya.

Kalau harga beras mahal dan petani makmur, artinya uangnya berujung di petani. Tapi situasi yang dihadapi adalah beras harganya mahal petaninya tidak sejahtera.

“Uangnya hilang di jalan. Tata niaga ini harus dikoreksi dan mafia-mafia terkait produk pertanian harus diperangi secara tuntas. Karena merekalah sumber masalah yang ada di tempat ini,” paparnya.

Anies mengatakan, di satu sisi biaya kebutuhan pokok bisa lebih menurun, murah dan di sisi lain kesejahteraan petani lebih tinggi.

Untuk mencapai hal ini, Anies menggunakan indikator sederhana. Yakni, petani bisa menabung. Menurutnya, selama petani tidak bisa menabung maka biaya operasinya, biaya produknya tidak sebanding dengan pendapatannya.

Pendekatan Hukum

Yang kelima, pendekatan hukum. Menurutnya, Indonesia punya kesempatan untuk maju. Tetapi selama kepastiaan hukum, penegakan hukum tidak menjadi prioritas maka yang terjadi adalah tata kelola pemerintahan tidak berjalan dengan baik.

Praktek korupsi masih di mana-mana. Dan, aparat yang seharusnya menegakan hukum, melakukan tindakan-tindakan yang tidak setara. Mereka yang kuat tidak tersentuh, mereka yang lemah tersentuh.

“Mereka yang kawan tidak tersentuh dan mereka yang lawan disentuh terus. Ini harus diubah. Pemberantasan korupsi menjadi prioritas penting. Penegakan hukum yang adil menjadi prioritas dan membuat pengadilan kita menjadi pengadilan yang kredibel. Itu priotitas kami,” ujarnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girang/Radja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life