Home » Bantuan Pangan Beras Tidak Buat Ketersediaan Beras di Masyarakat Sukar

Bantuan Pangan Beras Tidak Buat Ketersediaan Beras di Masyarakat Sukar

by Junita Ariani
2 minutes read
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mendampingi Presiden bertegur sapa dengan 1.000 KPM di Gudang Perum Bulog Matangase, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024).

ESENSI.TV - MAROS

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, mengatakan bantuan pangan beras yang sudah disalurkan tidak akan menyebabkan ketersediaan beras di masyarakat menjadi semakin sukar.

Justeru dengan bantuan pangan beras kata Arief, bisa mengurangi demand terhadap beras, karena 22 juta masyarakat mendapatkan beras secara gratis.

Pada saat yang sama pemerintah pun masih terus menggelontorkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ke pasaran melalui program intervensi lainnya.

“Program bantuan pangan beras ini memang harus dilaksanakan negara kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) tiap bulannya,” kata Arief.

Ia mengatakan itu saat mendampingi Presiden Joko WIdodo (Jokowi) bertegur sapa dengan 1.000 KPM di Gudang Perum Bulog Matangase, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (22/2/2024).

“22 juta KPM itu kalau secara individu sampai sekitar 89 juta. Artinya hampir sepertiga rakyat Indonesia yang diberikan beras gratis oleh pemerintah,” ujarnya.

“Jadi tidak benar bahwa penyaluran bantuan beras ini dapat menyebabkan keterbatasan beras di pasar. Pemerintah komitmen menggencarkan melalui berbagai program demi ketersediaan stok pangan strategis di masyarakat,” ujarnya.

Dikatakannya, per 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton. Penyerapan beras yang bersumber dari petani dalam negeri di tahun ini realisasinya telah menyentuh angka 107 ribu ton.

Sementara untuk stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPP) hingga minggu kedua Februari, total secara keseluruhan terdapat 7,5 ribu ton.

Baca Juga  Mentan Pastikan Ketersediaan Beras Nasional Cukup Hadapi El Nino

Kesiapan Penyerapan Produksi Beras

Arief mengatakan, kesiapan penyerapan produksi beras nasional telah dirancang Bapanas bersama BUMN bidang pangan dalam menyambut panen padi mendatang.

Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Maret mendatang produksi beras dapat mencapai 3,51 juta ton dengan luas panen 1,15 juta hektare.

“Sekarang fokus kita dalam menghadapi panen nanti adalah bagaimana tetap menjaga harga di tingkat petani agar tidak jatuh. Harga beras hari ini tentu karena NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) saat ini sangat baik, di angka 116,16,” ujarnya.

Saat panen mulai naik, kata dia, harga di petani akan dijaga agar tidak sampai jatuh terlalu dalam. Ini merupakan tugas Bapanas dalam menjaga keseimbangan dari hulu sampai hilir.

Di mana petani senang dan semangat menanam. Lalu penggiling dapat pasokan GKP (Gabah Kering Panen) serta masyarakat juga bisa membeli beras dengan harga baik.

“Terkait harga beras, variabel cost sudah mengalami kenaikan. Mulai dari pupuk, harian orang kerja, BBM, dan unsur produksi lainnya. Ini bukan hanya terjadi di Indonesia,” jelasnya.

Ia mencontohkan harga beras di luar negeri sudah menyentuh USD 650-670 per metrik ton.

“Jadi agak sulit untuk mengatakan harga beras nanti akan turun seperti 2-3 tahun lalu. Tapi yang terpenting adalah ketersediaan stok secured terlebih dahulu,” pungkas Kepala Bapanas. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life