Home » IFCA 2023 Ajang Cari Pelaku Industri Kriya dan Fesyen Inovatif

IFCA 2023 Ajang Cari Pelaku Industri Kriya dan Fesyen Inovatif

by Agita Maheswari
2 minutes read
IFCA 2023 Ajang Cari Pelaku Industri Kriya dan Fesyen Inovatif

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Perindustrian melaksanakan Bali Creative Industry Center (BCIC) untuk memacu pengembangan industri kreatif, terutama di subsektor kriya dan fesyen.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita mengatakan tahun ini, BCIC akan menyelenggarakan dua kegiatan utamanya, yaitu Inkubator Bisnis Kreatif serta Kompetisi Kriya & Fesyen lingkup nasional melalui kegiatan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA).

“Kegiatan Inkubator Bisnis Kreatif dilaksanakan melalui metode klasikal dan pendampingan yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan wirausaha muda kreatif di bidang Fesyen dan Kriya yang dapat naik kelas,” jelas Reni.

Rangkaian program coaching Inkubator Bisnis tahun ini merupakan lanjutan program serupa tahun 2022. Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan pendampingan dengan target peningkatan omzet  sebesar 100-300 persen.

“Rangkaian Kegiatan Inkubator Bisnis Kreatif BCIC sesi klasikal pada tahun ini akan dimulai pada bulan Juni 2023, dan disertai masa sosialisasi dan pendaftaran selama dua bulan. Selanjutnya, sesi klasikal akan dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2023,” ungkap Reni.

Program tersebut akan dilaksanakan secara hybrid (online dan offline) dengan target peserta 60 orang. Di akhir sesi para peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan business pitching di depan para calon investor.

Menurut Reni, secara umum program coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis, seperti meningkatkan kapasitas produksinya, meningkatkan omzet, bahkan bisa naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah.

“Selain itu beberapa alumni juga berhasil mencetak prestasi dalam event penghargaan, berpartisipasi pada pameran internasional dan mendapatkan pendanaan dari investor,” imbuhnya.

Sebagian dari para alumni tersebut adalah Eboniwatch yang berhasil memenangkan beberapa kategori dalam penghargaan Indonesia Good Design Selection dan Golden Pin Design Award di Taiwan, serta Studio.dapur yang berpartisipasi dalam pameran Ambiente Jerman dan memberdayakan komunitas perajin di Tasik, Jawa Barat.

Selain itu, Robriesgallery yang berpartisipasi di pameran Bintaro Design District dan Singapore Design Week dan mendapatkan pendanaan dari Bali Investment Club, serta Plepah.id yang berhasil mendapatkan investasi dari BRI Ventures.

Baca Juga  Abaya, Sejarah dari Masa ke Masa

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny menjelaskan, selain program Inkubator Bisnis Kreatif, BCIC akan melaksanakan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA).

Kegiatan ini sebagai upaya melahirkan Desainer Muda Bidang Kriya dan Craft yang memiliki visi sustainability atau keberlanjutan.

“IFCA merupakan satu-satunya kompetisi desain di bidang fesyen dan kriya yang mengangkat tema sustainability, dan bukan hanya berkompetisi namun para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan coaching dari para praktisi fesyen dan kriya, bahkan juga praktisi bisnis, branding, penggiat ekonomi kreatif serta fasilitasi pembuatan prototipe dan mitra perajin lokal,” papar Ambareny.

Pada tahun  lalu IFCA berhasil melahirkan enam desainer muda berbakat yang menjadi pemenang IFCA 2022. Adapun pemenang tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu untuk kategori kriya dengan

Pemenang pertama, yaitu Naufal dengan produk “Guitar Buf”, gitar elektrik dari limbah plastik. Pemenang kedua, Edi Waluyo dengan produk “Mini Owl Clock” limbah logam menjadi jam berbentuk burung hantu.

Sedangkan pemenang ketiga adalah Rifandi Ramdhan Sopyan dengan produk “Hereuy Oray” karpet matras dengan konsep permainan ular tangga dengan material upcycling limbah tekstil.

Sedangkan di kategori fesyen, yang meraih juara pertama adalah Ismi Fauziyah Asri dengan karya “Sendu Gurau” “It is not greenwash, it is waste!” yang merupakan suatu ruang kreasi dan eksplorasi material tekstil.

Juara kedua adalah Putri Lestari dengan produk “Salur Lapis” produk aksesoris fesyen berupa tas yang terbuat dari susunan limbah multiplek dari workshop furnitur dan dikombinasikan dengan material kayu.

Adapun juara ketiga adalah Dewa Ayu Kade Paramahamsa Satya Devi dengan produk “Sepatu Bercerita Series 1. “Kok Lautku Gini”, sepatu yang memanfaatkan kembali limbah serta bahan yang bersifat alami dan ramah lingkungan.*

#Beritaviral

#Beritaterkini

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Agitamaheswari@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life