Home » Januari, Inflasi Beras Terjaga Baik dan NTP Tumbuh Positif

Januari, Inflasi Beras Terjaga Baik dan NTP Tumbuh Positif

by Junita Ariani
2 minutes read
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, di Januari 2024, inflasi beras semakin terjaga dengan baik dan tidak sampai melonjak seperti September 2023.

ESENSI.TV - JAKARTA

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, di Januari 2024, inflasi beras semakin terjaga dengan baik dan tidak sampai melonjak seperti September 2023.

“Inflasi volatile food kita juga menurun secara bulanan. Lalu yang patut kita syukuri, NTP (Nilai Tukar Petani) terutama tanaman pangan kian bertumbuh positif. Ini bukti pemerintah selalu menjaga keseimbangan yang baik dan wajar di semua lapisan rantai pasok pangan,” ujar Arief di Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Dikatakannya, konsen pemerintah itu mulai dari tingkat petani, pemasok sampai konsumen. Pembangunan ekosistem pangan tidak bisa berat sebelah karena harus seimbang.

Keseimbangan adalah keniscayaan agar semua lini tidak terjadi gejolak berlebih.

“Kita bisa lihat NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) sejak triwulan akhir 2022, indeksnya selalu diatas 100,”jelasnya.

Berdasarkan historis data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mulai Oktober 2022 NTPP tercatat mulai bangkit melampaui angka 100. Saat itu, NTPP ditetapkan 100,41 dan semakin bertumbuh selama tahun 2023.

Indeks rerata NTTP setahun penuh selama 2023 ada di 107,63 dengan capaian indeks tertinggi pada Oktober 2023 di 114,55. Terkini, NTPP di Januari 2024 berada di 116,16.

Pertumbuhan NTPP seperti ini kata Arief, mengartikan sedulur petani tanaman pangan semakin sejahtera. Langkah importasi yang dilakukan pemerintah tidak begitu berdampak negatif.

“Ini karena kita memastikan importasi yang dilakukan adalah importasi yang terukur, sesuai kalkulasi. Dan, hanya dipergunakan untuk pelaksanaan program pemerintah saja,” jelasnya.

Baca Juga  Bapanas Minta Dinas Pangan Percepat Penyerapan Dana Dekonsentrasi Kendalikan Inflasi

Dikatakannya, dalam mengendalikan inflasi komponen volatile food, Bapanas tidak pernah surut melaksanakan berbagai strategi. Ini tentu dilakukan secara kolaboratif bersama banyak pihak.

“Jangan lupa, inflasi Indonesia tahun lalu pernah memperoleh predikat salah satu capaian yang terbaik dibandingkan berbagai negara,” ungkapnya.

Inflasi Volatile Food Menurun

Menurut BPS, dalam komparasi tingkat inflasi secara tahunan antar negara di rentang Desember 2022 sampai November 2023. Pakistan menjadi negara yang mengalami tingkat inflasi tertinggi, yaitu sebesar 29,23 persen.

Selanjutnya inflasi yang dikomparasikan antara lain Afrika Selatan di 5,50 persen, Brasil di 4,68 persen, Filipina di 4,10 persen.

Inggris di 3,90 persen, Vietnam di 3,45 persen, Amerika Serikat di 3,10 persen, dan Indonesia yang tercatat 2,86 persen.

Lebih lanjut, inflasi volatile food dilaporkan mengalami penurunan. Pada Januari 2024, inflasi volatile secara bulanan 0,01 persen dengan andil inflasi yang sangat kecil.

Ini menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,42 persen. Tingkat inflasi ini didukung terutama dikarenakan peningkatan pasokan komoditas aneka cabai. Seiring adanya perbaikan produksi dan turut tertahan salah satunya oleh inflasi beras.

Ke depannya, NFA akan terus menggulirkan berbagai program strategis dalam mendukung kestabilan pasokan dan harga pangan di Tanah Air.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life