Home » Kenali dan Kendalikan Depresi Saat Bepergian Dengan Cara Ini

Kenali dan Kendalikan Depresi Saat Bepergian Dengan Cara Ini

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Foto: Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Setiap orang mengalami perubahan suasana hati. Namun, keadaan emosi yang sangat rendah (depresi) dan perubahan suasana hati yang sangat tinggi, seperti yang terjadi pada gangguan bipolar, memengaruhi cara kamu berpikir, berperilaku dan berfungsi.

Depresi dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba dapat mengganggu perjalanan atau menyebabkan kekambuhan pada penderita gangguan suasana hati.

Mengelola stres perjalanan, mengenali tanda-tanda peringatan depresi dan perubahan suasana hati, serta mengetahui di mana mendapatkan bantuan adalah kunci perjalanan yang aman.

Meskipun kami tidak memiliki riwayat depresi sebelumnya, stres akibat perjalanan, perubahan rutinitas, atau peristiwa pemicu dapat menyebabkan perubahan kondisi mental kamu.

Tanda-tanda Depresi

Tanda-tanda depresi meliputi, seperti dilansir dari International Association for Medical Assistance to Travellers (IAMAT), dikutip Selasa (25/12/2023).

Perasaan putus asa dan tidak berharga.
Rasa bersalah, sedih, menangis.
Iritabilitas, kurang konsentrasi.
Insomnia, kelelahan, lesu, tidur berlebihan.
Perubahan nafsu makan.
Penarikan diri dari teman dan keluarga.
Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.

Bagaimana cara mengatasi gangguan mood saat bepergian?

Baca Juga  Melangkah ke Balik Tirai: Menyelami Kehidupan di BMKG

Wisatawan yang secara aktif mengelola dan mengendalikan depresi atau gangguan mood lainnya dapat melakukan perjalanan dengan aman.

Konsultasikan dengan ahli kesehatan mental kamu untuk menentukan apakah perjalanan adalah aktivitas yang tepat untuk kamu.

Bicarakan dengan keluarga dan teman tentang rencana kamu dan jika diperlukan, tetap berhubungan dengan praktisi kesehatan mental kamu atau temukan dokter yang berkualifikasi di tempat tujuan jika terjadi keadaan darurat.

Jika kamu rentan terhadap hal ini, cobalah mengantisipasi reaksi kamu saat berada jauh dari rumah, terisolasi dari sistem pendukung yang kamu kenal dan tenggelam dalam budaya yang berbeda.

Peristiwa yang mengubah hidup yang terjadi sesaat sebelum perjalanan seperti kematian anggota keluarga, kelahiran, penyakit atau keadaan pribadi/profesional yang sulit juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis dan interaksi sosial kamu selama perjalanan.

Meskipun perjalanan mungkin dapat meredakan beberapa gejala depresi untuk sementara, tetapi perjalanan tersebut bukanlah obat yang bisa menyembuhkan.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life