Home » Keragaman Konsumsi Pangan Melalui Sumber Pangan Hewani Asal Ternak

Keragaman Konsumsi Pangan Melalui Sumber Pangan Hewani Asal Ternak

by Addinda Zen
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Konsumsi daging dan protein hewani asal ternak lainnya memiliki peran penting dalam pangan masyarakat. Selain itu, juga untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, aktif, dan produktif. Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus melakukan upaya peningkatan konsumsi daging dan protein asal ternak. Hal ini untuk mewujudkan pemantapan keragaman konsumsi pangan.

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto menegaskan, berdasarkan perkembangan jumlah penduduk serta kemampuan produksi nasional, pemenuhan kebutuhan daging sapi impor dapat meningkat.

“Pada tahun 2022, konsumsi daging sapi sebesar 3,13 kg/kapita /tahun. Jika melihat perkembangan jumlah penduduk serta kemampuan produksi nasional, maka pemenuhan kebutuhan daging sapi dari impor ke depannya dapat meningkat,” ungkapnya.

Sepanjang 2022, Indonesia telah melakukan impor daging sejenis lembu (sapi, kerbau, dan sejenisnya) dengan berat bersih 225,6 ribu ton. Angka ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Volume impor meningkat 6,7% dibanding 2021 (yoy) dan menjadi rekor paling tinggi baru dalam lima tahun terakhir. Nilai impor daging sejenis lembu mencapai USD 861,8 juta atau sekitar Rp12,9 triliun).

Badan Pangan Nasional mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertema Multiplier Effect dan Exit Strategy Pembiakan Sapi Potong Nasional menuju Swasembada Daging melalui Penambahan Volume Sapi Indukan.

Baca Juga  34 Juta Data Paspor WNI Tersebar, Siapa Tanggung Jawab?

FGD ini diharapkan beberapa rekomendasi kebijakan baru menuju swasembada daging serta memberikan reorientasi kebijakan sebagai exit strategy untuk mengatasi hal tersebut.

Produksi Hewan Ternak Dalam Negeri

Sinergi dan kolaboritas lintas sektor disebut penting dan perlu diperkuat untuk memprioritaskan peternak lokal dan produksi dalam negeri.

Beberapa masukan dan rekomendasi dari hasil diskusi pada FGD kali ini diantaranya bahwa untuk mendukung swasembada daging sapi, maka impor yang sebaiknya dilakukan adalah impor produktif sapi bakalan. Nantinya, akan dikembangbiakkan oleh peternak lokal.

Sejalan dengan ini, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan ingin mengurangi impor pangan, salah satunya komoditas daging sapi. Ia mengatakan kebutuhan impor daging sapi bisa naik dua kali lipat pada 2035 akibat pertumbuhan penduduk.

Erick mengatakan, Indonesia perlu menjalin bekerja sama dengan negara lain, contohnya Qatar.

Ia menjelaskan, Qatar pernah mengalami kesulitan memperoleh pasokan daging sapi. Namun, Qatar mengimpor sapi hidup dan mengembangkan peternakan lokal.

FGD oleh Badan Pangan Nasional juga mengemukakan terkait kebijakan pemerintah terkait pencegahan pemotongan betina produktif, dukungan pemerintah daerah serta stakeholder lainnya.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life