Home » Menperin Bahas Kerja Sama Industri Bioteknologi Mikroalgae dengan Profesor di Jepang

Menperin Bahas Kerja Sama Industri Bioteknologi Mikroalgae dengan Profesor di Jepang

by Junita Ariani
2 minutes read
Menperin bersama Senior Managing Director of Algae Industry Incubation Consortium Japan Profesor Makoto M. Watanabe.

ESENSI.TV - TOKYO

Pemanfaatan bioteknologi pada sektor industri menjadi salah satu fokus pembahasan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) selama kunjungan kerja di Jepang.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan sejumlah pertemuan. Yakni, dengan Algae Industry Incubation Consortium Japan dan Euglena Co., Ltd.

“Pertemuan tersebut dalam rangka membahas peluang kerja sama pengembangan bioteknologi di bidang industri. Dengan memanfaatkan teknologi yang dimiliki kedua perusahaan tersebut,” ujar Menperin dalam siaran pers yang diterima, Selasa (6/6/2023).

Agus membahas teknologi pengembangan mikroalgae dengan Senior Managing Director of Algae Industry Incubation Consortium Japan, Prof Makoto M Watanabe.

Terutama mikroalgae yang cocok dibudidayakan di Indonesia sebagai basis utama dalam scale up crude oil, misalnya Spirulina.

Di mana selama ini, di Jepang telah dikembangkan Euglena untuk menjalankan prinsip-prinsip berkelanjutan, termasuk dalam pengolahan air limbah.

Menurut Agus, pengembangan mikroalgae di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan pengganti crude oil yang dibutuhkan. Yakni, sebagai sumber energi dan alternatif bahan baku di banyak industri.

“Mikroalgae sangat prospektif dikembangkan di Indonesia karena didukung oleh kondisi lingkungan yang memadai. Ditambah banyaknya sinar matahari dan suhu yang hangat,” ujar Agus.

Keunggulan lainnya kata dia, Indonesia memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan mikroalgae, tersedianya sumber daya manusia. Serta biaya produksi yang lebih kompetitif dibandingkan di Jepang.

Menperin menyambut baik hasil riset Profesor Watanabe yang sangat mungkin diterapkan di Indonesia. Terutama dalam  menyerap CO2 di industri maupun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

“Kami juga akan mendorong kolaborasi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya pelaku industri untuk pemanfaatan hasil temuan Profesor Watanabe,” kata Menperin.

Jajaki Kerja Sama dengan Euglena Co., Ltd.

Untuk itu, Menperin mendukung terwujudnya kerja sama Business to Business (B2B) dalam pengembangan mikroalgae menjadi crude oil.

Baca Juga  Bandara Ewer Diresmikan, Presiden: Asmat akan Semakin Berkembang dan Maju

“Kami juga akan menfasilitasi kerja sama pengembangan mikroalgae melalui fasilitas yang dimiliki Kemenperin. Misalnya Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri di Semarang,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menperin juga melakukan pertemuan dengan Founder and President Euglena Co., Ltd. Mitsuru Izumo.

Di mana perusahaan ini lebih banyak mengolah Euglena menjadi produk makanan, kosmetik dan bahan tambahan. Di samping mengolah bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang (sustainable aviation fuel).

“Ada banyak potensi untuk mengatasi masalah lingkungan di Indonesia dengan teknologi perusahaan tersebut,” ujar Menperin Agus.

Teknologi ini kata dia, dapat menghasilkan sumber daya yang berkelanjutan di Indonesia serta berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat netral karbon.

Karenanya, Menperin menjajaki kerja sama dengan Euglena Co., Ltd. untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan industri hilir di Indonesia. Antara lain dalam mengurangi pencemaran udara hingga memproduksi pupuk kompos.

Menperin juga membahas kemungkinan pemanfaatan Spirulina yang banyak hidup di daerah tropis sebagai alternatif pengganti Euglena.

Dikatakannya, di Indonesia, terdapat tiga industri yang saat ini memproduksi bubuk Spirulina untuk bahan baku makanan super, bahan tambahan makanan, kosmetik, dan pakan.

Saat ini, Euglena Co., Ltd juga tengah bekerja sama dengan Universitas Padjajaran untuk melakukan pilot project optimalisasi reduksi karbon.

Riset tersebut merupakan inovasi untuk mengurangi emisi CO2 di PLTU batu bara melalui carbon capture dengan mikroalgae. Dan, menghasilkan biomassa alga yang dapat diaplikasikan kembali untuk biofluel.

Menperin menyampaikan dukungannya untuk implementasi pilot project mikroalgae sebagai carbon capture di PLTU batu bara.

Kemudian, implementasi fermentasi hijau dalam menghasilkan green tempe dan green compost untuk dapat diterapkan pada sektor industri secara lebih luas. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life