Home » Makan Nasi dan Mie Berlebihan Bisa Berbahaya

Makan Nasi dan Mie Berlebihan Bisa Berbahaya

by Agita Maheswari
1 minutes read
nasi

ESENSI.TV - JAKARTA

Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Rimbawan mengatakan bahwa makan nasi dan mie berlebihan berbahaya karena dapat menaikkan kadar gula darah. Karena keduanya merupakan karbohidrat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menganjurkan bahwa konsumsi karbohidrat sebaiknya berkisar 45-65 persen dari total kalori yang didapatkan setiap hari.

“Karbohidrat menghasilkan gula dalam bentuk glukosa. Sehingga walaupun enggak manis, dalam tubuh kita bisa menghasilkan kalori yang tinggi. Jadi semua yang berkarbohidrat, mau itu nasi atau mie, akan menghasilkan gula,” kata Rimbawan.

Selain makan nasi dan mie berbahaya, Rimbawan juga mengingatkan untuk mulai mengurangi konsumsi minuman berpemanis. Ia mengatakan, konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan setiap harinya.

Jika kadar gula darah tinggi, maka seseorang akan berisiko mengalami obesitas yang sangat mungkin berujung pada penyakit-penyakit yang lebih serius seperti diabetes melitus.

Untuk itu, Rimbawan mengatakan, perlu edukasi sedari kecil bahwa tidak semua makanan harus diberikan gula.

Kedua, di rumah juga sebaiknya tidak banyak menyediakan sesuatu yang mengandung gula.

Baca Juga  Presiden Jokowi akan Groundbreaking Sejumlah Infrastruktur di IKN

Rimbawan juga mengingatkan untuk selalu cermat dan memperhatikan kandungan nutrisi setiap kali akan membeli produk pangan, termasuk makanan dan minuman dalam kemasan.

Selain itu Rimbawan juga mengatakan sebaiknya para pelaku usaha makanan atau minuman mulai mengajarkan untuk makan dan minum dengan porsi yang cukup.

Saat ini, menurut dia, banyak iklan bertebaran yang mempromosikan makan makanan dalam jumlah yang berlebihan.

Nasi yang dimasak mengacu pada nasi yang dimasak dengan cara dikukus atau direbus. Istilah nasi kukus atau nasi rebus juga biasa digunakan. Varian beras Asia, beras Afrika atau beras liar, ketan atau non-ketan, butiran panjang, sedang, atau pendek, dengan warna apa pun, dapat digunakan.

Sedangkan mi adalah adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Istilah ini juga merujuk kepada mi kering yang harus dimasak kembali dengan dicelupkan dalam air.

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life