Home » Puisi Risalah Malu, Refleksikan Kondisi Bangsa

Puisi Risalah Malu, Refleksikan Kondisi Bangsa

by fara dama
2 minutes read
Risalah malu Gus Nas

ESENSI.TV - JAKARTA

Puisi “Risalah Malu” karya Gus Nas Jogja merupakan cerminan dari kondisi bangsa Indonesia yang semakin kehilangan rasa malu. Rasa malu merupakan salah satu nilai luhur yang menjadi fondasi moral bangsa.
Indonesia yang sudah mengalami ketiga orde, dan semakin hari semakin hilang rasa malunya.

Dalam puisi “Risalah Malu”, Gus Nas menyampaikan bahwa setiap orde pemerintahan di Indonesia telah mengalami keterpurukan karena kehilangan rasa malu. Orde Lama kehilangan muka karena korupsi dan nepotisme yang merajalela. Selanjutnya, Orde Baru hanya menyisakan luka karena represi dan pelanggaran HAM yang terjadi. Orde Reformasi tak punya gigi karena korupsi dan praktik-praktik buruk lainnya masih terus terjadi.

Rasa malu harus hadir dalam diri bangsa sebagai upaya untuk mengontrol diri dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Melalui puisinya, Gus Nas menyebutkan yang pertama bahwa rasa malu harus dimulai dari diri sendiri. Setiap orang harus memiliki rasa malu untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela. Kedua, rasa malu harus ditanamkan sejak dini, terutama kepada anak-anak.

Baca Juga  Dialog Capres Bersama Kadin, Prabowo Tantang Pengusaha Buat Mobil Bagus

Perlu  Kerjasama dari Semua Pihak

Ketiga, rasa malu harus dijaga dan dipupuk oleh masyarakat dan pemerintah.
Untuk mengembalikan rasa malu di Indonesia, diperlukan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah harus tegas dan adil mengambil langkah-langkah untuk memberantas korupsi dan praktik-praktik buruk lainnya. Masyarakat juga harus cerdas dan berperan aktif dalam menjaga dan memupuk rasa malu.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembalikan rasa malu di Indonesia: Pendidikan karakter harus diajarkan sejak dini di sekolah-sekolah. Media massa harus berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai moral dan etika.

Pemerintah harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Intelektual dan seniman sudah saatnya menjaga jarak dari politik praktis yang hanya berakhir pada provokasi dan politik dagang sapi Dengan kerja sama dari semua pihak, diharapkan rasa malu dapat kembali tumbuh dan mewangi di Indonesia.

Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life