Lahan sawah seluas 847 hektare (Ha) di Jawa Barat mengalami puso atau gagal panen sepanjang musim tanam padi 2023/2024. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dadan Hidayat menyampaikan, curah hujan menyebabkan longsor di area pegunungan. Selain itu, di pantai utara juga mengalami banjir karena luapan air irigasi.
“Pada beberapa daerah, curah hujan sangat tinggi sehingga menyebabkan longsor di area pegunungan dan banjir di pantai utara (pantura) akibat luapan air irigasi,” ujarnya, dikutip dari Tempo.co, Kamis (14/3).
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat mencatat, terdapat 119 Ha lahan puso dari total 3.436 Ha sawah yang terkena banjir. Lahan puso seluas 703 Ha juga muncul dari total 2.768 Ha sawah yang diserang kekeringan. Ada pula 52 Ha area puso dari 96 Ha sawah yang terdampak longsor.
Periode tanam sedniri dimulai sejak Oktober 2023 hingga 15 Februari 2024. Jumlah sawah yang terdampak perubahan iklim relatif kecil jika dibandingkan produksi padi Jawa Barat.
“Yang terdampak 6.299 Ha, sedangkan yang puso hanya 874 Ha,” jelas Dadan.
Bantuan Puso Kemenko PMK
Pada Februari lalu, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama pemerintah akan kembali meneruskan pemberian bantuan kepada para petani yang mengalami gagal panen. Menko PMK, Muhadjir Effendy menyebut, pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian akan bekerjasama dengan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
“Adapun untuk mengantisipasi gagal panen pada 2024, pemerintah akan mengoptimalkan asuransi pertanian melalui PT. Jasindo dengan perluasan faktor risiko seperti kekeringan dan hama,” jelas Menko Muhadjir.
Bersamaan dengan hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima usulan pemberian dana bantuan stimulan untuk lahan petani seluas 26.998 hektare (Ha) yang mengalami gagal panen akibat bencana banjir tahun 2024.
Kepala BNPB, Suharyanto menyebut, petani mengharapkan sekitar Rp223,8 miliar biaya bantuan dari pemerintah. Bantuan senilai Rp8 juta akan diberikan per hektare lahan yang rusak. Besaran dana bantuan per hektare tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan biaya operasional yang dibutuhkan para petani. Nantinya, diharapkan petani bisa kembali menanami lahan mereka yang terdampak.
Editor: Raja H. Napitupulu