Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang mengatakan banyak koruptor masuk penjara lantaran tuntutan istri.
Dia mengatakan tidak setuju dengan ungkapan itu karena diskriminatif dan memojokkan Perempuan karena urusan korupsi tidak bisa dikaitkan dengan gender, tetapi kejujuran seorang individu.
Susi tak setuju dengan pernyataan tersebut dan menyatakan urusan korupsi tidak boleh dikaitkan dengan gender seseorang.
“Ndak boleh dong korupsi dikaitkan dengan genderism!,” cuit Susi dalam akun X-nya, dikutip Selasa (19/12/2023).
Di sisi lain, dia mengatakan data statistik menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak yang terjerat kasus korupsi. Tindakan itu, ujarnya, menjadi tanggung jawab orang tersebut dan tidak sebaiknya menyalahkan istri.
Kapanpun, jelasnya, istri terlibat dalam korupsi tersebut, maka korupsi tidak akan terjadi jika sang suami tidak bodoh dan tamak.
Korupsi Lebih Banyak Laki-Laki
“Tidak selalu, Pak. Justru secara statistik pelaku korupsi lebih banyak adalah laki-laki. Kalaupun ada karena istrinya, berarti suami itu bodoh, tamak dan memang jahat!” imbuhnya.
Sebelumya, dalam sebuah acara di Padang, Sumatera Barat, Minggu (17/12/2023), Mahfud MD mengatakan korupsi banyak terjadi karena tuntutan istri, Selain itu, dia mengatakan peran Perempuan yang penting untuk membangun negara.
“Suami-suami yang terjerumus ke dalam kejahatan ini karena istrinya tidak baik. Banyak koruptor-koruptor itu yang sekarang masuk penjara karena tuntutan istrinya. Gajinya cuma Rp 20 juta, belanjanya Rp 50 juta yang dituntut dari suami,” jelasnya.
Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen