Home » Triwulan I Pendapatan Negara Capai Rp647,2 Triliun, Menkeu: Penerimaan Pajak Masih Kuat

Triwulan I Pendapatan Negara Capai Rp647,2 Triliun, Menkeu: Penerimaan Pajak Masih Kuat

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Triwulan I tahun 2023, pendapatan negara masih melanjutkan kinerja baik, tumbuh 29,0% (yoy). Hingga akhir Maret 2023, Pendapatan Negara mencapai Rp647,2 triliun atau 26,3% dari target APBN 2023.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Maret, penerimaan pajak masih kuat, mencapai Rp432,25 triliun atau 25,2% dari target. Tumbuh 33,8% (yoy).

Menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi ini merupakan dampak implementasi UU HPP.

“Berdasarkan jenisnya, seluruh jenis pajak tumbuh positif secara agregat. Meskipun pada bulan Maret beberapa jenis pajak mengalami kontraksi,” kata Sri Mulyani.

Menkeu mengatakan itu dalam konferensi pers APBN Kita yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (17/4/2023).

Berdasarkan sektornya, kata dia, secara agregat seluruh sektor utama tumbuh positif. Pada bulan Maret, beberapa sektor masih tumbuh stabil seperti industri pengolahan, jasa keuangan. Diikuti tTransportasi, dan Jasa Perusahaan.

Selain itu, sektor pertambangan juga tumbuh signifikan karena beberapa wajib pajak (WP) menurut Menkeu, menyetorkan PPh Badan Tahunan lebih awal.

“Pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi juga meningkat didorong peningkatan PPh Final,” jelasnya.

Sementara, sektor Perdagangan kata dia, dinilai melambat karena perlambatan PPN DN dan peningkatan restitusi. Begitu juga dengan sektor jasa konstruksi dan real estat melambat. Karena perubahan model pemungutan PPN atas transaksi dengan Pemerintah.

Namun, tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan di tahun 2023 meningkat 3,15% dibandingkan tahun 2022.

Baca Juga  Indonesia Masuk Negara Berpenghasilan Menengah Keatas

“Jadi artinya, masyarakat masih terus taat membayar pajak sesuai kewajiban perundang-undangan dan konstitusi,” ungkap Menkeu.

Kepabeanan dan Cukai Menurun

Selanjutnya, per 31 Maret 2023, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya penerimaan Bea Keluar. Sedangkan penerimaan Bea Masuk masih menunjukkan kinerja positif.

Menurut Sri Mulyani, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp72,24 triliun atau 23,83% dari target. Angka ini  turun 8,93% (yoy).

Kemudian, penerimaan Bea Masuk tumbuh 8,84% (yoy). Ini didorong pelemahan kurs Rupiah dan komoditas utama yang masih tumbuh meskipun kinerja impor sudah mulai menurun.

Sementara penerimaan Cukai menurun 0,72% (yoy). Penurunan ini disebabkan penurunan produksi Januari 2023 utamanya dari rokok SKM dan SPM Golongan 1.

“Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 71,66% (yoy) akibat moderasi harga CPO dan turunnya volume ekspor komoditas mineral,” terangnya.

Menurutnya, hal ini merupakan konsekuensi bagi pihak bea cukai dan akan menjadi luar biasa. Karena akan terjadi banyak sekali pelanggaran terhadap tindakan untuk hasil tembakau.

“Kinerja perpindahan dari sisi penindakan akan terus kita jaga. Karena masyarakat harus dilindungi dari berbagai ancaman dari perdagangan antar negara maupun pelanggaran terhadap undang-undang kepabeanan dan cukai,” tegas Menkeu. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life