Home » BPOM Diminta Segera Cek Mie Instan yang Ditarik di Taiwan, Mengandung Etilen Oksida

BPOM Diminta Segera Cek Mie Instan yang Ditarik di Taiwan, Mengandung Etilen Oksida

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diminta untuk segera cek dan melakukan uji sampling produk mie instan Indonesia yang ditarik di Taiwan.

Diketahui, salah satu produk mi instan asal Indonesia ditarik oleh otoritas Taiwan karena mengandung zat penyebab kanker (karsinogenik), yakni etilen oksida yang melebihi ambang batas.

Dua produk tersebut diketahui berasal dari Indonesia dan Malaysia. Adapun produk mi yang berasal dari Indonesia bermerek Indomie Rasa Ayam Spesial.

Sementara merek mi instan lainnya adalah Ah Lai White Curry Noodles dari Malaysia. Pada bumbu mi instan produk Indonesia, ditemukan mengandung 0,187 mg/kg etilen oksida.

Sedangkan pada saus mi instan dari Malaysia, ditemukan sebanyak 0,065 mg/kg etilen oksida. Setelah ditemukan zat tersebut, per 25 April 2023 seluruh produk mi instan dengan varian rasa ayam spesial tersebut ditarik.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayat, meminta BPOM segera melakukan mitigasi untuk menanggulangi persoalan itu. Apalagi, sebelumnya juga pernah terjadi otoritas Singapura dan Hongkong menarik produk mi instan asal Indonesia.

Karena itu, ia meminta BPOM untuk memastikan produk tersebut apakah juga beredar di Indonesia atau hanya untuk produk ekspor semata.

“Temuan dari otoritas Taiwan jadi alarm dan masukan berharga. Segera cek produk yang sama apakah beredar juga di Indonesia,” kata Kurniasih dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/4/2023).

Baca Juga  VinFast Siap Investasi USD1,2 Miliar Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia

Harus Lakukan Cek Produk

Kedua, lanjut dia, jika tidak beredar di Indonesia, BPOM tetap harus melakukan cek produk-produk yang sama karena sudah dua kali terjadi kasus di luar negeri.

Ia menambahkan, BPOM bisa melakukan uji sampling keamanan untuk memastikan bahwa produk mi instan yang beredar di Indonesia aman dikonsumsi.

“Berikan rasa aman kepada konsumen. Salah satunya dengan melakukan uji sampling secara berkala. Hasilnya diumumkan ke publik sehingga masyarakat merasak terlindungi dalam mengonsumsi produk obat dan makanan,” sebutnya.

Meskipun standar keamanan pangan di masing-masing negara berbeda, kata dia, perlu dilakukan klarifikasi tentang hasil pengujian di Taiwan. Sehingga menjadi masukan bagi BPOM.

Diketahui, Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah World Health Organization (WHO)/Food and Agriculture Organization (FAO), belum mengatur mengenai EtO. Dan, senyawa turunannya.

Hal ini yang dinilai mengakibatkan terjadinya standar yang sangat beragam di berbagai negara. Meski begitu, kejadian di satu negara harapannya bisa menjadi masukan dan segera ditindaklanjuti.

Dengan begitu rasa aman dalam mengonsumsi obat dan makanan di Indonesia bisa terjamin. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life