Home » Dampak Perubahan Iklim, Indonesia akan Bertumpu pada Pertanian Lahan Kering

Dampak Perubahan Iklim, Indonesia akan Bertumpu pada Pertanian Lahan Kering

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - CIBINONG

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Indonesia kelak akan bertumpu pada pertanian lahan kering. Hal ini seiring adanya perubahan iklim yang berdampak terhadap ketersediaan sumber daya air.

Periset Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian BRIN, Popi Rezekiningrum mengatakan dukungan sumber daya air diperlukan untuk mengatasi permasalahan pertanian.

Menurutnya, teknologi adaptasi untuk mengantisipasi perubahan iklim global di wilayah tropis seperti sistem pertanian berbasis inovasi teknologi kini ditemukan. Lahan yang semula kering hampir sepanjang tahun akan dapat ditanami.

“Transformasi sistem pertanian berbasis teknologi inovasi pengelolaan air berperan penting. Bahkan salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan produksi tanaman dan antisipasi perubahan iklim,” kata Popi dikutip dari siaran persnya, Rabu (19/4/2023).

Beberapa teknologi pengelolaan air kata dia, diantaranya adalah teknologi panen hujan dan teknologi irigasi hemat air. Teknolog ini menjadi titik ungkit optimalisasi pengembangan lahan kering iklim kering.

“Transformasi sistem pertanian berbasis pengelolaan air dapat meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas tanaman,” jelasnya.

Mengantisipasi perubahan iklim di lahan kering iklim kering menurut dia, dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan petani.

Membangun Model Pertanian Terpadu

Popi menyimpulkan strategi peningkatan produktivitas di lahan kering iklim kering dapat dilakukan diantaranya dengan membangun model atau sitem pertanian terpadu.

Baca Juga  Jangan Anggap Enteng! Ini 4 Gangguan Mental yang Perlu Kamu Kenali

Menerapkan inovasi teknologi seperti pupuk, pengelolaan air, lahan/tanah, varietas, alsintan, dan teknologi budidaya lainnya.

Kemudian, menyusun grand design sistem pengembangan pertanian terpadu pada lahan kering beriklim kering secara nasional.

“Strategi selanjutnya melakukan pendampingan dan pelatihan inovasi teknologi untuk mempercepat diseminasi teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna,” terang Popi.

Selain itu, membangun keterpaduan dan sinergi program antara pusat dan daerah, dan memberikan dukungan kebijakan pengelolaan lahan dari aspek teknis. Misalnjya, pengembangan wilayah terpadu atau pengembangan kawasan pertanian unggulan.

Dikatakannya, pengembangan pertanian lahan kering ke depan harus lebih berorientasi pertanian rakyat terpadu dengan dukungan infrastruktur. Serta kebijakan penyediaan sarana produksi dan permodalan.

Sebelumnya, Popi menyebutkan bahwa sumber daya lahan di Indonesia merupakan daratan seluas 191,1 hektare. Yang terdiri dari lahan basah 42 juta hektare, lahan kering 144,5 hektare, dan lahan lainnya sekitar 4,6 juta hektare.

Lahan tersebut berupa dataran rendah dan dataran tinggi, iklim basah dan iklim kering, dan tanah masam dan tidak masam. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life