Home » Hari Buku Nasional, Meningkatkan Minat Baca dan Akses Pendidikan

Hari Buku Nasional, Meningkatkan Minat Baca dan Akses Pendidikan

by Administrator Esensi
4 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari Buku Nasional adalah perayaan yang penting bagi para pecinta buku, penulis, dan penerbit di Indonesia. Setiap tahun pada tanggal 17 Mei, peringatan ini diadakan untuk mempromosikan pentingnya minat baca, meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi, dan menghormati kontribusi buku dalam pembangunan intelektual dan sosial masyarakat. Artikel ini akan membahas asal usul Hari Buku Nasional, tujuannya, dan upaya yang dapat dilakukan untuk merayakannya.

Hari Buku Nasional pertama kali dirayakan pada tahun 2002. Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 sebagai bentuk apresiasi terhadap peran penting buku dalam pembentukan karakter dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Empat Tujuan Perayaan Hari Buku Nasional

Paling tidak ada empat tujuan dari perayaan Hari Buku Nasional. Pertama, Meningkatkan minat baca: Hari Buku Nasional dirancang untuk membangkitkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan meningkatkan minat baca, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih berpengetahuan, kritis, dan kreatif.

Kedua, memperluas akses terhadap buku: Peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas buku bagi semua lapisan masyarakat. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan penerbit aktif berpartisipasi dalam menyediakan akses terhadap buku dengan cara mendirikan perpustakaan, mengadakan pameran buku, dan menggelar berbagai program literasi.

Ketiga, meningkatkan kesadaran literasi: Hari Buku Nasional juga berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi di masyarakat. Literasi melibatkan pemahaman, interpretasi, dan penggunaan informasi tertulis dalam berbagai konteks kehidupan. Dengan meningkatkan kesadaran literasi, diharapkan masyarakat dapat lebih efektif dalam memahami dan menggunakan informasi yang mereka temui.

Keempat, mendorong produksi dan penerbitan buku: Peringatan Hari Buku Nasional memberikan dorongan bagi penulis dan penerbit untuk terus berkontribusi dalam menghasilkan karya yang berkualitas. Hal ini mencakup karya-karya fiksi, nonfiksi, ilmiah, dan edukatif yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dan hiburan.

Buku Yang Menginspirasi

Ada banyak buku yang bisa menginspirasi dan mengubah dunia. Empat buku yang menurut Esensi paling berpengaruh adalah “The Republic” (Republik) oleh Plato: Buku ini ditulis oleh filsuf Yunani kuno Plato pada abad ke-4 SM. “The Republic” membahas tentang teori negara ideal dan gagasan-gagasan politik yang menjadi dasar pemikiran politik Barat. Plato memperkenalkan konsep-konsep seperti negara ideal, keadilan, dan bentuk-bentuk pemerintahan yang menjadi dasar bagi filsafat politik hingga saat ini.

“The Wealth of Nations” (Kekayaan Bangsa-Negara) oleh Adam Smith: Buku ini ditulis oleh ekonom Skotlandia Adam Smith pada tahun 1776. “The Wealth of Nations” memperkenalkan konsep dasar ekonomi pasar bebas dan prinsip-prinsip kapitalisme. Buku ini berpengaruh besar dalam perkembangan ekonomi politik dan menjadi dasar bagi pemikiran liberal ekonomi.

“The Interpretation of Dreams” (Penafsiran Mimpi) oleh Sigmund Freud: Buku ini ditulis oleh psikoanalisis terkenal Sigmund Freud pada tahun 1899. “The Interpretation of Dreams” mengungkapkan konsep teori psikoanalisis dan pentingnya pemahaman tentang makna mimpi dalam memahami alam bawah sadar manusia. Buku ini memberikan dasar bagi pengembangan psikologi modern dan mempengaruhi berbagai bidang ilmu lainnya.

“The Feminine Mystique” (Misteri Perempuan) oleh Betty Friedan: Buku ini ditulis oleh Betty Friedan pada tahun 1963 dan membahas tentang peran perempuan dalam masyarakat dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam mencari kepuasan pribadi dan profesional. “The Feminine Mystique” menjadi pendorong gerakan feminis pada tahun 1960-an dan memberikan kontribusi penting dalam perjuangan untuk kesetaraan gender.

Buku Menarik Karya Indonesia

Sementara itu di Indonesia, buku fiksi menjadi buku yang paling banyak dibaca dibandingkan buku non-fiksi. Diantara empat yang paling populer menurut versi Esensi adalah : “Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990” oleh Pidi Baiq: Buku ini adalah novel remaja yang sangat populer di Indonesia. Ditulis oleh Pidi Baiq, buku ini mengisahkan kisah cinta masa remaja antara Dilan dan Milea di tahun 1990. Novel ini menarik perhatian pembaca dengan gaya penceritaan yang ringan dan romantis.

“Laskar Pelangi” oleh Andrea Hirata: Buku ini adalah kisah semi-autobiografi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Buku ini menggambarkan perjuangan sekelompok anak muda dari desa terpencil di Belitung untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. “Laskar Pelangi” berhasil menginspirasi banyak pembaca dengan cerita yang mengharukan dan penuh semangat.

Baca Juga  Presiden Jokowi: ASEAN Harus Jadi Episentrum Pertumbuhan

“Ayat-Ayat Cinta” oleh Habiburrahman El Shirazy: Novel ini adalah kisah cinta Islami yang ditulis oleh Habiburrahman El Shirazy. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup Fahri, seorang mahasiswa Indonesia di Mesir, yang menghadapi cobaan dan ujian dalam menjalani cinta dan agama. “Ayat-Ayat Cinta” mendapat sambutan hangat dari pembaca di Indonesia.

“Bumi Manusia” oleh Pramoedya Ananta Toer: Buku ini adalah salah satu karya terkenal dari sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Novel ini adalah bagian pertama dari tetralogi “Tetralogi Buru” dan mengisahkan tentang perjuangan Minke, seorang pribumi pada masa penjajahan Belanda di awal abad ke-20. “Bumi Manusia” menggambarkan kehidupan sosial-politik yang kompleks pada masa itu dan telah menjadi salah satu karya sastra terkemuka di Indonesia.

Literasi Rendah

UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Anehnya, jumlah perpustakaan di Indonesia termasuk paling banyak kedua di dunia.

Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Upaya Pemerintah Tingkatkan Literasi

Belakangan pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat. Beberapa di antaranya seperti Program Gerakan Literasi Nasional (GLN): Pemerintah meluncurkan GLN sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca dan literasi di kalangan masyarakat. Program ini mencakup berbagai kegiatan, seperti kampanye literasi, pembangunan perpustakaan, pelatihan guru, peningkatan kualitas buku bacaan, dan pendidikan literasi untuk anak-anak dan remaja.

Peningkatan akses terhadap bahan bacaan: Pemerintah berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan bacaan dengan mendirikan perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan keliling di berbagai daerah. Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan industri penerbitan untuk menghasilkan lebih banyak buku bacaan yang berkualitas dan terjangkau.

Pendidikan literasi di sekolah: Pemerintah telah memasukkan pendidikan literasi ke dalam kurikulum sekolah. Guru diberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan literasi siswa, seperti membaca, menulis, berbicara, dan berpikir kritis. Dalam beberapa tahun terakhir, program literasi diperluas hingga ke tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Kampanye literasi dan kegiatan budaya: Pemerintah juga mengadakan kampanye literasi dan kegiatan budaya untuk mempromosikan minat baca dan literasi di kalangan masyarakat. Misalnya, pameran buku, festival literasi, lokakarya, serta kegiatan membaca dan menulis di masyarakat. Melalui kegiatan ini, masyarakat didorong untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan literasi.

Pemberdayaan masyarakat melalui literasi: Pemerintah juga memberdayakan masyarakat melalui program-program literasi, seperti pelatihan keterampilan membaca dan menulis bagi masyarakat yang belum melek huruf, program literasi digital, dan pengembangan literasi keuangan. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan informasi dan mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan literasi merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang lebih berpengetahuan, kritis, dan aktif. Namun, perlu diingat bahwa literasi adalah upaya bersama yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, dan individu sendiri.

Writer: Steven Kurnia

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life