Home » Lima Strategi Kementerian ESDM Kurangi Emisi GRK Sektor Energi

Lima Strategi Kementerian ESDM Kurangi Emisi GRK Sektor Energi

by Junita Ariani
2 minutes read
emisi grk

ESENSI.TV - JAKARTA

Indonesia menargetkan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 32% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan dunia internasional.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu.

“Target pengurangan emisi GRK sektor energi pada tahun 2030 yaitu sebesar 358 juta ton CO2 dengan kemampuan sendiri. Dan, 446 juta ton CO2 dengan bantuan internasional dari skenario business as usual,” jelas Jisman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/3/2023).

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Jisman menyebutkan, Kementerian ESDM telah berkolaborasi dengan K/L lain, serta stakeholder terkait.

Melakukan pemodelan guna menghasilkan peta jalan transisi energi. Berisikan target dan milestone yang akan ditempuh Indonesia dari sisi supply dan demand energi. Untuk menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Berdasarkan peta jalan tersebut, emisi GRK sektor energi diproyeksikan akan turun sebesar 93% dari skenario business as usual. Dimana sisa emisi yang dihasilkan adalah sebesar 129,4 juta ton CO2 di tahun 2060,” imbuh Jisman.

Strategi Kurangi Emisi GRK

Untuk itu, sambung Jisman, diperlukan beberapa strategi untuk mengakselerasi dalam mengurangi emisi GRK sektor energi.

Pertama, mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dan interkoneksi melalui supergrid.

Pada peta jalan transisi energi, proyeksi kebutuhan listrik Indonesia pada tahun 2060 akan mencapai 1.942 Tera Watt Hour (TWh) dan konsumsi listrik per kapita sebesar 5.862 KWh.

Baca Juga  Kasus Perceraian Butuh Perhatian Serius Pemerintah

“Listrik tersebut akan dihasilkan 100% dari EBT dengan total kapasitas sekitar 708 Giga Watt (GW) pada tahun 2060,” jelas Jisman.

Kedua, selanjutnya adalah dengan moratorium Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta mempensiunkan secara dini PLTU yang sudah ada. Ketiga, menerapkan prinsip-prinsip efisiensi energi secara masif.

Strategi keempat adalah mendorong penggunaan kendaraan listrik serta kompor induksi secara massal. Strategi kelima,  yaitu dengan pengembangan smart grid untuk mengatasi intermittency pada variable renewable energy.

Meski demikian, sambung Jisman, untuk mengurangi GRK di sektor energi bukanlah perkara mudah. Banyak tantangan yang dihadapi. Seperti pendanaan proyek infrastruktur, perluasan dekarbonisasi, pengembangan teknologi, hingga pengembangan kapasitas dari sumber daya manusia.

“Untuk itulah kami berharap dari pertemuan yang diselenggarakan MKI ini bisa menghasilkan dan memberikan suatu rekomendasi kepada pemerintah dalam mengurangi GRK dan mencapai NZE, khususnya di sektor ketenagalistrikan,” tandasnya.

Sebelumnya, Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) menyelenggarakan acara bertajuk ‘MKI’s Coffee Morning. Dengan tema Membangun Sinergi Nasional untuk Mencapai Target NDC-2030 dalam mempersiapkan Transisi menuju NZE – 2060’ di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (21/3/2023). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editro: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life