Home » Luhut Bertemu Surya Paloh, Mau Berkongsi Apa?

Luhut Bertemu Surya Paloh, Mau Berkongsi Apa?

by Administrator Esensi
2 minutes read
Luhut Binsar Pandjaitan dan Surya Paloh

ESENSI.TV - JAKARTA

Dari satu perjamuan, ke perjamuan yang lain tapi belum membuahkan hasil. Pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan, orang dekat Presiden Jokowi dan Surya Paloh (SP), Ketum Partai Nasdem semakin sering dilakukan. Adakah indikasi calon pada Pilpres 2024 adalah All Jokowi’s Man?

Pertemuan terakhir antara Menteri Jokowi dan SP yang memegang tiket pencalonan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 itu berlangsung di NasDem Tower atau DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat. Hal ini sudah dikonfirmasi kebenarannya. Pertanyaannya, mengapa Luhut yang mungkin saja disuruh Jokowi seolah melobi sesuatu kepada SP?

Hubungan Jokowi dan SP memang seperti jalur roller coaster–naik turun. Setelah mesra pada setiap pemilu, dimana SP adalah pendukung Jokowi, konstelasinya berubah hebat saat SP dengan lantang mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden Partai Nasdem. Ada dua partai yang siap mendukung langkah Nasdem ini, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera.

Hubungan Jokowi dan SP pun renggang, meski tidak berlangsung lama. Terlihat pemandangan Jokowi sempat mengantar Surya Paloh keluar halaman istana setelah temu empat mata pada pertemuan terakhir. Nampak bukti bahwa Jokowi tengah mengubah pendekatannya pada konglomerat media itu sesaat setelah deklarasi Anies sebagai Capres Nasdem.

Awalnya, setelah SP mendukung Anies, banyak yang meminta Jokowi memecat Partai Nasdem dari kabinet. Toh, itu tidak dilakukannya. Menteri-menteri Nasdem tetap ada di kabinet, kendati bos mereka berseberangan secara politik tentang pencalonan Anies. Jokowi seperti belajar dari Megawati yang pernah memecat SBY, dan malah menjadikan blunder politik paling hebat dalam sejarah panggung politik Indonesia.

Mengapa SP Memegang Kunci Penting?

Tampaknya akan ada empat calon. Pertama, Ganjar Pranowo-Puan Maharani, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono, Prabowo Subianto-Erick Thohir dan Airlangga Hartarto-Ridwan Kamil. Selain Anies-AHY, sebenarnya ketiga kontestan di atas merupakan All Jokowi’s Man yang diharapkan meneruskan program-program kerja Jokowi.

Baca Juga  Setelah Cisumdawu, Presiden Jokowi Kembali Resmikan Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung

Keberadaan Anies-AHY adalah game changer, dan bahkan bisa menjadi kejutan. Peta politik 2024 mirip tahun politik 1999, di mana tidak dinyana PDI-Perjuangan yang menguasai parlemen gagal menjadikan Megawati sebagai presiden, akibat manuver poros tengah yang digagas Amien Rais menjelang pemilihan. Hal yang sama juga terjadi saat ini, PDI-Perjuangan plus suara Jokowi dan pengikutnya mendominasi kontestasi.

Nah, dalam hal ini SP memegang peranan penting, karena dia lah yang memegang tiket pencalonan Anies. Kalau SP mau, sebenarnya tinggal memainkan cara SBY di Pemilu 2004. Ini ampuh karena Jokowi menjadi Presiden setelah bisa menjadi antitesa SBY. Bahwa perlu antitesa dalam proses suksesi politik di Indonesia, dan dimanapun, termasuk sejarah-sejarah politik dunia. Tapi, SP sepertinya memiliki cara yang lain, ia tetap mendukung Jokowi di satu kaki, tetapi di kaki lain tetap memilih calonnya sendiri.

Jokowi sendiri sepertinya tidak menyukai Anies. Ia bahkan sudah melihat Anies sebagai ancaman sejak Pilkada DKI tempo dulu. Langkah Luhut mendekati Jokowi tentu saja lumrah, sebab ia ingin meredam kekuatan Anies untuk bisa masuk istana.  Tiga kekuatan dan sosok politik yang di belakang Anies saat ini adalah Surya Paloh, SBY, dan Jusuf Kalla. Ini yang tampaknya menjadi alasan Jusuf Kalla memberikan back-up penuh padanya bahkan sejak mencalonkan diri jadi Gubernur DKI.

Cara paling mudah untuk menahan sementara waktu Anies adalah dengan kembali merangkul Nasdem, dan meminta SP membatalkan keputusan politik mengusung Anies. Dengan keputusan ini, tampaknya masuk akal bila Luhut berulang kali bertemu Surya Paloh.

 

Editor: Addinda Zen

addindazen@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life