Pembayaran uang kuliah tunggal atau UKT mahasiswa melalui skema pinjol (pinjaman online) yang disedikan pihak kampus, terutama Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mendapat kritikan.
Salah satunya, kritikan datang dari Anggota Komisi X DPR RI, AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi. Ia sangat menyayangkan pinjol masuk kampus.
“Pinjol masuk kampus saya sangat menyayangkan sekali. Harusnya pihak kampus atau pemerintah memiliki solusi lain. Ini fenomena tidak baik. Entah itu pinjol resmi atau tidak, banyak mudaratnya,” ujar Yoyok dalam keterangan di Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Fraksi dari Partai Demokrat ini juga mengusulkan beberapa saran, seperti memberlakukan relaksasi pembayaran UKT bagi mahasiswa.
“Jangan anggap mahasiswa itu konsumen (pinjol), mereka ini pelajar masa depan bangsa,” tegasnya.
Harusnya kata Yoyok, ada relaksasi. Seperti bisa dibayarkan berapa kali atau diliburkan dulu karena emang saat ini ekonomi masih sulit. Selain itu perbanyak juga beasiswa seperti kartu Indoensia pintar kuliah atau KIPK.
“Saya akan mengusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai mitra kami di Komisi X, untuk memperbanyak KIPK” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) termaktub bahwa pinjaman bagi mahasiswa tidak boleh mengenakan bunga.
“Jadi, jelas di UU Sidiknas disebut kalau ada pinjaman tak boleh ada bunga,” jelasnya.
Sebelumnya, ramai kabar kampus ITB berkolaborasi dengan Danacita agar memungkinkan mahasiswa bisa mencicil uang kuliah dalam 6 hingga 12 kali. Namun, cicilan tersebut ternyata memiliki bunga layanan pinjol. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu