Home » Gelombang Panas Mengancam Indonesia, Siap-Siap

Gelombang Panas Mengancam Indonesia, Siap-Siap

by Administrator Esensi
3 minutes read
Ilustrasi dampak pemanasan global. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

El Nino adalah fenomena cuaca global yang terjadi ketika suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik tropis naik di atas rata-rata selama beberapa bulan berturut-turut. 

Hal ini dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam pola cuaca dan suhu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dampak Buruk El Nino

Salah satu dampak dari El Nino adalah peningkatan suhu udara yang dapat menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan di beberapa wilayah Indonesia. Suhu yang tinggi juga dapat mempengaruhi pertanian, perikanan, dan sektor lainnya yang sangat bergantung pada iklim yang stabil.

Selain itu, El Nino dapat memengaruhi produksi pangan di Indonesia. Peningkatan suhu dan kekeringan dapat menyebabkan penurunan hasil panen, khususnya di daerah-daerah yang terkena dampaknya. Ini dapat menyebabkan peningkatan harga pangan, yang dapat berdampak negatif terhadap kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.

El Nino juga dapat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Kekeringan dan kebakaran hutan dapat menyebabkan penurunan kualitas udara, yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Selain itu, perubahan suhu air laut dapat mempengaruhi kondisi ekosistem laut dan hasil tangkapan ikan.

Secara keseluruhan, El Nino dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia, terutama dalam hal kekeringan, kebakaran hutan, produksi pangan, dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang terus-menerus untuk mengurangi dampak dari El Nino dan meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap perubahan iklim.

Berbagai Upaya Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya, seperti meningkatkan pengawasan kebakaran hutan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mengembangkan sumber daya air alternatif. Selain itu, Indonesia juga berpartisipasi dalam program internasional untuk mengatasi dampak El Nino dan perubahan iklim secara umum.

Berdasarkan beberapa sumber, termasuk laporan media, selama periode El Nino, beberapa wilayah di Indonesia mengalami gelombang panas ekstrem. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan jumlah korban jiwa dan masalah kesehatan lainnya.

Hal ini terjadi dalam beberapa hari belakangan sejak bulan April lalu dimana cuaca di Indonesia terasa lebih panas. Terlebih ketika siang hari, matahari bersinar terik dan menyengat kulit. 

Penyebab Terjadinya El Nino

Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memaparkan 5 penyebabnya.

  1. Dinamika atmosfer yang tidak biasa.
  2. Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari. Lonjakan  panas 2023 merupakan yang terparah.
  3. Tren pemanasan global dan perubahan iklim yang menimbulkan gelombang panas. Gelombang panas ini berisiko terjadi 30 kali lebih sering.
  4. Indonesia memasuki musim kemarau karena dominasi angin monsun Australia.
  5. Intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
Baca Juga  Rawa dan Sungai di Sumsel Mulai Mengering

Indonesia sendiri tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan juga tergolong panas. Namun sejumlah negara mengalaminya, seperti India sebagai negara di Asia yang paling parah dampaknya. Negara dengan jumlah penduduk lebih dari 1,4 miliar tersebut menjadi ‘langganan’ dihantam cuaca ‘neraka’.

Akibat Buruk Cuaca “Neraka”

Tahun lalu, gelombang panas ekstrem di India membunuh puluhan orang, memangkas hasil panen hingga sepertiga di beberapa daerah, dan membakar tempat pembuangan sampah di Delhi, menimbulkan asap beracun di lingkungan sekitarnya.

Suhu mencapai 46 derajat Celcius di negara bagian utara Uttar Pradesh dan memicu lebih dari 300 kebakaran hutan di seluruh negeri. Bahkan, ketika pembangkit listrik membakar lebih banyak batu bara untuk menyediakan tenaga yang dibutuhkan untuk membuat orang tetap sejuk yang akhirnya berujung pada krisis listrik.

Setidaknya 24.000 orang telah meninggal akibat panas di India dalam 30 tahun terakhir. Perubahan iklim telah memicu gelombang panas di sana dan di negara tetangga Pakistan. Suhu diperkirakan akan memecahkan rekor setiap tiga tahun, sesuatu yang hanya akan terjadi sekali setiap 312 tahun jika iklim tidak mengalami perubahan radikal seperti itu.

Dulu, pada tahun 2015 Indonesia mengalami El Nino yang sangat kuat, dan pada bulan Oktober 2015, laporan media menyebutkan bahwa setidaknya 19 orang telah meninggal akibat suhu panas yang tinggi di beberapa provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Pada tahun yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan bahwa dampak dari El Nino, seperti suhu panas yang ekstrem, dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Diantaranya, dehidrasi, kelelahan panas, stroke, dan penyakit pernapasan. 

Lebih lanjut, laporan tersebut juga menyatakan bahwa anak-anak dan orang tua rentan terhadap dampak cuaca panas yang ekstrem.

Masyarakat diminta selalu berhati-hati saat berhadapan dengan cuaca ekstrem yang tengah terjadi. Menggunakan lotion tubuh yang proporsional, dapat membantu mengurangi sengatan cahaya matahari dan cuaca panas.

Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah ‘ramah’ kebakaran, harus selalu mencermati situasi sekitarnya. Terutama tidak memperburuk kondisi dengan membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, berhenti merokok, dan tidak membuang puntung rokok sembarangan. Termasuk bijak menggunakan bahan pangan.

Editor: Raja H. Napitupulu

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life