Home » Ini Kisah Hidup Sinterklass Tokoh Natal yang Murah Hati

Ini Kisah Hidup Sinterklass Tokoh Natal yang Murah Hati

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Tokoh Sinterklass pada perayaan Natal. Foto: https://www.google.com/

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari Natal hampir tiba, berbagai kisah dan pernah pernik melengkapi perayaan Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus kedua yang diyakini oleh umat kristiani.

Nah, salah satu tokoh yang paling populer adalah Sinterklass. Tokoh ini selalu dinantikan karena akan datang dan membawa hadiah bagi anak-anak.

Siap sih sebenarnya Sinterklass? Ini dia kisah hidup Sinterklas yang menarik untuk diketahui.

Dibangun berdasarkan gambar Santo Nikolas, santo pelindung anak-anak, Sinterklass (nama yang dihasilkan dari singkatan Sint Nikolaas) adalah tokoh Natal legendaris yang dirayakan dan dicintai di Belanda.

Meski mirip dengan Sinterklas karena ia adalah pria tua dengan janggut putih penuh yang mengenakan pakaian merah, Sinterklass adalah sosok yang lebih serius, mengenakan hiasan kepala uskup dan membawa tongkat gembala yang panjang dan melengkung.

Seperti dilansir dari thespruceeats.com, orang Belanda merayakan Pesta Sinterklaas untuk menghormati kehidupan St. Nicholas, dan meskipun St. Nicholas selalu ditampilkan mengenakan pakaian uskupnya, orang Belanda cenderung melihatnya sebagai orang tua yang baik hati, bukan sebagai orang suci Katolik.

Akibatnya Sinterklaas dirayakan oleh masyarakat Belanda dari segala usia dan kepercayaan, tanpa ada konotasi agama yang nyata.

Pesta Sinterklaas

Santo Nikolas lahir pada abad ke-3 dari orang tua kaya di wilayah Patara, wilayah Yunani pada saat itu, tetapi saat ini berada di Turki. B

Dia menghabiskan hidupnya dengan membagi-bagikan hartanya kepada fakir miskin dan beramal shaleh.

Ia meninggal pada tanggal 6 Desember, sehingga hidupnya diperingati sebagai Hari Raya Sinterklass pada tanggal 5 dan 6 Desember.

Hari raya yang terdiri dari Malam Santo Nikolas dan Hari Santo Nikolas ini diperingati dengan pertukaran hadiah dan surat coklat dengan inisial pertama penerima.

Merupakan kebiasaan juga untuk mengolok-olok orang yang Anda cintai dengan puisi lucu dan menawarkan “kejutan” yang terkenal, yaitu hadiah lelucon buatan sendiri yang menyembunyikan hadiah lain di dalamnya.

Baca Juga  Hari Museum Indonesia, DPR Hadirkan 29 Museum ke Senayan

Di Belanda, memberikan hadiah pada hari Sinterklaas lebih umum dibandingkan saat Natal, yang merupakan hari yang dihabiskan bersama keluarga dan menghadiri upacara gereja.

Sebagian besar sekolah memainkan versi Santa Rahasia di mana setiap anak harus membawa hadiah kejutan untuk teman sekelasnya, yang namanya dipilih dari topi.

Makanan Sinterklass

Pada Hari Raya Sinterklaas, orang Belanda menikmati berbagai macam manisan termasuk kue kering, permen, dan roti.

Resep tradisionalnya adalah speculaas (kue berbumbu), kruidnoten (kue mini berbumbu, disebut juga kacang jahe) dan pepernoten (kue madu kecil rasa adas manis).

Kemudian, taai-taai (patung adas manis dan rasa madu), banketstaaf (kue isi almond) , surat coklat, dan duivekater (roti manis yang meriah).

Sejenis anggur yang direnungkan, yang disebut bischopswijn, juga dinikmati.

Menawarkan Wortel dan Jerami

Anak-anak Belanda percaya bahwa Sinterklaas menuliskan apakah mereka nakal atau baik di buku merahnya. Dengan meninggalkan sepatu mereka di dekat pintu atau cerobong asap dan menempatkan wortel atau jerami untuk kuda Sinterklass di dalamnya, anak-anak mengharapkan hadiah sebagai imbalan jika mereka baik.

Beberapa orang tua meninggalkan sekantong hadiah atas nama Sinterklass di dekat pintu dan ketukan “kejutan” yang sesekali menandakan anak-anak bahwa hadiah telah tiba.

Sinterklass vs.Sinterklas

Dikatakan bahwa Sinterklaas adalah pendahulu Sinterklas. Sejarawan percaya bahwa pemukim Belanda dan Jerman membawa tradisi tersebut ke Amerika.

Di sana, pakaian Katoliknya berangsur-angsur diubah menjadi setelan merah non-sektarian yang ceria dengan hiasan bulu putih yang kita semua kenal.

Selain itu, tubuhnya yang lentur berubah menjadi perut buncit yang empuk, dan kuda putihnya yang terpercaya ditukar dengan rombongan rusa kutub.

Apa pun yang terjadi, baik Sinterklaas maupun Sinterklas mewakili semangat kemurahan hati dan kebaikan terhadap anak-anak.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu
​

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life