Home » Jokowi Tunjuk Luhut Pimpin Penanganan Polusi Udara di Jakarta

Jokowi Tunjuk Luhut Pimpin Penanganan Polusi Udara di Jakarta

by Lyta Permatasari
3 minutes read
luhut

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin operasi penanganan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.

Hal ini diungkap oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai rapat bersama presiden dan menteri terkait di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8/203).

“Secara keseluruhan, koordinasi operasional ini dipimpin Menko Marinves,” kata Siti dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut temuan LHK, mayoritas atau 44% polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) disebabkan oleh kendaraan bermotor. Lalu, 34% dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dan sisanya dari rumah tangga seperti pembakaran.

Sesuai arahan presiden, kata Siti, semua kementerian/lembaga diminta fokus mengendalikan masalah polusi udara di Jakarta. Sebab, ini menyangkut kesehatan.

“Jadi cara-cara penyelesaiannya harus dengan dasar atau basis kesehatan. Semua kementerian/lembaga diminta untuk tegas dalam melangkah, dalam kebijakan, dan dalam operasi lapangan,” ujarnya.

Siti menyebut, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Salah satunya, melalui teknik modifikasi cuaca. Metode ini disebut mampu memperbaiki kualitas udara, meski cara-caranya tidak mudah.

“Perlu dipahami bahwa teknik modifikasi cuaca ini membutuhkan awan, ada syarat-syaratnya menurut ketentuan klimatologi. Dan ini perlu katakanlah, diperkuat dengan sesuai kondisi yang ada,” katanya.

Upaya lain, presiden memerintahkan untuk dilakukan penanaman pohon besar di kantor-kantor kementerian/lembaga dan perkantoran. Jokowi meminta supaya jarak tanam antarpohon diatur sedemikian rupa sehingga gedung-gedung perkantoran bisa ditanami sebanyak-banyaknya pohon.

Dalam hal ini, lanjut Siti, pihaknya berwenang untuk melakukan penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang diduga turut menyebabkan terjadinya pencemaran udara.

“Tim KLHK sudah operasi di lapangan dengan 100 anggota tim. Dari 351 industri, termasuk PLTU dan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) sebagai sumber pencemar, kami telah melakukan identifikasi sebanyak 161 yang akan kita periksa di enam titik lokasi yang dekat dengan pengamatan,” tutur politikus Partai Nasdem itu.

Adapun rapat terbatas terkait polusi udara ini merupakan yang kedua kalinya digelar Presiden Jokowi. Pada 14 Agustus 2023, kepala negara juga memimpin ratas membahas persoalan yang sama.

Saat itu, presiden menyampaikan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi polusi udara saat ini. Pertama, kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi. Penyebab lainnya adalah pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga  Hari Pertama ASN WFH, Polusi Tetap Tidak Berubah

Luhut Sebut Penanganan Polusi Udara Bisa Butuh Waktu 1 Tahun

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut masalah polusi udara tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang terintegrasi antara banyak pihak.

“Kami semua kerjakan sekarang begitu terintegrasi dan imbauan kita tak perlu saling salah-salahkan karena ini nggak akan selesai dalam sebulan dua bulan. It takes three months atau bahkan 1 tahun baru bisa diselesaikan,” kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (1/9/2023).

  1. Pemerintah Sedang Membuat Water Mist Generator,Luhut menjelaskan parahnya kondisi polusi udara disumbang oleh emisi transportasi seperti mobil dan motor. Untuk itu, Luhut menggenjot percepatan proses pembentukan ekosistem kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia. Serta melakukan pengecekan karbon emisi.

    Tak hanya itu, Luhut juga membuat water mist generator atau pompa air bertekanan tinggi. Alat tersebut digunakan untuk mengurangi polusi udara dengan cara menyemprotkan air dari atas gedung pencakar langit.

    “Itu butuh waktu karena produksi barangnya itu, local content-nya butuh waktu,” terangnya.

  2. Faktor Cuaca Jadi Penyebab,

    Luhut yang ditunjuk sebagai Koordinator Penanganan Polusi di Jakarta itu mengatakan kondisi cuaca mempersulit penanganan polusi. Jakarta mengalami kondisi cuaca panas yang berkepanjangan dan sulitnya hujan.

    “Masalahnya adalah hujan tidak ada, nanti bulan ini cuma ada besok tipis. Kemungkinan hujan buatan karena harus ada apa namanya potensi hujan itu. Kemudian tanggal 8 dan 9 (September). Setelah itu gak ada (hujan) sama sekali. Itu yang jadi masalah kita,” kata Luhut.

  3. Langkah Ini Akan Terus Dilakukan Guna Tangani Polusi,Dengan kondisi ini, pemerintah akan terus mendorong penggunaan mobil listrik, uji emisi kendaraan, pembuatan water mist generator, hingga penghentian operasi PLTU batu bara di tempat industri.

    “Kemudian industri sekarang diidentifikasi dan punya pakai listrik pakai batu bara kita identifikasi dan bisa kita tutup dan diganti dengan PLN. Dia masih ada excesses 4 giga watt excesses capacity,” kata Luhut.

    Luhut juga mewajibkan pabrik memasang scrubber atau alat pemisah partikel di udara, supaya bisa memperbaiki emisi. “Karena ini masalahnya PM 2,5 dengan 10 itu berbahaya buat kita semua. Jangan saling menyalahkan sekarang, ini kejadian lama dan sudah terjadi harus diselesaikan dengan cepat,” kata Luhut.

 

Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen

 

 

 

 

Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life