Home » Rupiah Diprediksi Menguat ke Posisi Rp15.290/USD Selasa 7 Maret

Rupiah Diprediksi Menguat ke Posisi Rp15.290/USD Selasa 7 Maret

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Penerimaan pajak pada Januari 2024 telah mencapai Rp149,25 triliun atau setara 7,5 persen dari target APBN.

ESENSI.TV - JAKARTA

Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp15.290 per dolar Amerika Serikat sepanjang hari ini, Selasa (7/3/2023).

Rupiah diperkirakan menguat jika dibandingkan Jisdor yang dicatatkan Bank Indonesia kemarin, Senin (6/3/2023), yaitu di level Rp15.301 per dolar AS.

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdon) adalah kurs referensi yang merepresentasikan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dari transaksi antarbank di pasar valuta asing, termasuk transaksi dengan bank di luar negeri.

Arga Samudro, Ekonom Senior Samuel Sekuritas, mengatakan sejalan dengan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, imbal hasil surat utang negeri (SUN) bertenor 10 tahun diperkirakan akan bergerak tipis hari ini, yaitu 6,91% hingga 6,94%.

“Kami perkirakan pasar keuangan Asia Pasifik memulai hari bervariasi,” jelas Arga dalam Samuel’s Daily Economic and Fixed Income Report untuk Selasa 7 Maret 2023.

Dia mengatakan ketidakstabikan bursa Asia dipengaruhi oleh kurangnya sentimen pendorong yang substansial menjelang pidato Ketua Fed Jerome Powell di Konges AS nanti malam.

Imbal hasil UST 10T relatif tidak berubah (+1,1bps menjadi 3,972%) setelah rilis data pesanan baru untuk barang manufaktur (-1,6% MoM), sedikit lebih baik dari perkiraan pasar (-1,8% MoM).

Baca Juga  Pertumbuhan Ekonomi Januari - Maret 2023 Diperkirakan 4,92%

Investor Wait and See

Selain itu, para pelaku pasar cenderung mengambil pendekatan wait and see jelang kesaksian Jerome Powell.

The Fed diperkirakan akan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan moneter ketat yang diestimasi berlanjut hingga akhir tahun.

“Penting untuk dicatat bahwa dalam pernyataan sebelumnya, Powell mengatakan bahwa laporan data makro AS yang solid dan tekanan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya,” jelas Arga.

Situasi ini, tambahnya, akan menimbulkan kekhawatiran bahwa Fed akan terus menaikkan suku bunga kebijakan.

Kenaikan bunga acuan, jelasnya, bisa lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, dan menahannya lebih lama dari proyeksi sebelumnya.

Di dalam negeri, pelaku pasar masih akan mengandalkan katalis eksternal karena kurangnya katalis domestik.

Sentimen global lain yang dinantikan investor, menurutnya, adalah inflasi Korea Selatan yang turun menjadi 4,8% yoy di bulan Februari (sebelumnya 5,2% yoy).

Selain itu, indeks penjualan ritel zona euro naik sebesar 0,3% di bulan Januari dari bulan sebelumnya.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life